Sunday, May 23, 2010

Segala puji bagi Allah, sungguh Allah telah mengilhami aqal manusia untuk membaca getaran gempa dengan alat yang amat peka yaitu Seizmograf. Ketika dunia sudah dipandu satelit, maka kegempaan disetiap titik di muka bumi akan segera terdeteksi oleh satelit dan segera akan diproses dan ditampilkan di pusat-pusat data gempa dunia, di berbagai negara-negara maju di dunia. Segala puji Allah.

Allah Tuhan yang Maha Kuasa mengilhami manusia dengan seizmograf, padahal sebelum seizmograf ditemukan maka Allah telah melengkapi manusia dengan alat penerima getaran yang amat canggih pada diri manusia, yaitu hati. Apalagi dijaman ini Allah telah menambahkan lagi bagaimana cara menggunakan hati untuk menterjemahkan sinyal-sinyal isyarat dari Allah, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.

  • Melihat ke dalam As-Sunnah (Hadist Rasulullah)

Tinjauan secara sunnah, ada beberapa hadist yang sudah masyhur dikalangan umat islam, yaitu hadist yang membahas tentang tanda-tanda datangnya hari Qiyamat Qubro, antara lain, yang artinya

“Menjelang datangnya hari Qiyamat para pembesar sama menyerah dan perdagangan merebak kemana-mana sehingga kaum wanitapun ikut serta berdagang dengan suaminya.” (Musnad Ahmad 5:333)

“Tidak akan datang Qiyamat sehingga muncul pelbagai fitmah, banyak kebohongan, dan pasar-pasar berdekatan (Musnad Ahmad 2: 519)

“Pada akhir zaman akan terjadi tanah longsor, kerusuhan, dan perubahan muka.”Ada yang bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, kapankah hal itu terjadi?, Beliau menjawab, ” Apabila telah merajalela bunyi-bunyian(musik) dan penyanyi-penyayi wanita” (Ibnu Majah 2:1350)

“pada periode akhir umat ini akan terjadi tanah longsor, perubahan bentuk muka, dan kerusuhan. “Aisyah berkata: Saya bertanya, “Wahai Rasulullah. Apakah kami akan binasa padahal dikalangan kami masih ada orang-orang sholih?” Beliau menjawab, “Ya, apabila kejelekan telah merajalela.”(At-Tirmidzi, Kitab Al Fitan. 6:148)

“Tidak akan datang Qiyamat sehingga banyak sekali gempa bumi.” (Shahih Bukhari. Kitab Al-Fitan 13:81-82).

Segala puji bagi Allah, bahwa Rasulullah telah diberi tahu akan polah tingkah umat manusia di saat menjelang akhir zaman. Seharusnya manusia bertekun dengan kebaikan-kebaikan yang diberikan oleh Allah (Al-Qur’an dan As-Sunnah), namun sangat disayangkan semakin mendekati hari Qiyamat manusia semakin menjauh dari Allah dan melakukan kedurhakaan kepada Allah. Sehingga hati manusia semakin tidak peka menerima isyaran-isyarat dari Allah.

  • Melihat kepada Al-Qur’an
Musibah dan bencana juga bisa dilihat dengan kacamata Al-Qur’an. Walaupun manusia telah memasuki jaman yang canggih dan mampu menerjemahkan tentang perilaku spesifik alam, termasuk perilaku penyebab gempa, namun dibalik itu ada sesuatu rahasia yang yang dikehendaki oleh Allah atasnya. Musibah, kesengsaraan dan berbagai ujian-ujian kehidupan dikehendaki oleh Allah agar manusia kembali ke jalan yang benar, sebagaimana firmanNya yang artinya:

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS. 6:42)

Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. (QS. 16:112)

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. 30:41)

Musibah dan bencana bagi manusia yang beriman dapat dijadikan sebagai peringatan-peringatan Allah yang diberikan kepada umat manusia yang beriman agar kembali menekuni jalan-jalan keimanan yang benar. Karena dengan keimanan yang benar Allah akan memberikan kebaikan yang banyak baik di dunia dan di akherat.

Segala puji hanya bagi Allah, semoga musibah-musibah yang terjadi secara terus menerus yang kita alami, benar-benar menjadi penyadaran bagai kita untuk bersegera kembali kepada jalan-jalan iman dan amal sholih yang telah Allah tetapkan untuk kita lewati.

Bagi orang-orang yang beriman musibah, bencana ujian dan cobaan akan menjadi sesuatu yang meningkatkan kwalitas keimanannya

Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)

Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa. (HR. Bukhari)

Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia diuji (dicoba dengan suatu musibah). (HR. Bukhari)

Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan dirinya). (HR. Al-Baihaqi)

Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Bukhari)

Segala puji hanya bagi Allah, semoga musibah-musibah yang menimpa kita, Allah memberikan kekuatan dan kesabaran untuk menerimanya, dan dengan itu Allah membimbing kita untuk mendapatkan ampunan Allah, sehingga hati kita semakin senang untuk hidup di jalan-jalan yang dicintai oleh Allah, serta sangat benci dengan apa-apa yang dimurkai oleh Allah. Sehingga hati kita semakin peka untuk menerima isyarat-isyarat Allah, dan agar manusia hidup selalu dalam jalan-jalan yang diridhoiNya. Wallahu’alam


Referensi:
http://www.khabarislam.com

0 comments:

Post a Comment