Friday, August 30, 2013

(KODE : PTK-0138) : SKRIPSI PTK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI LESSON STUDY (MATEMATIKA KELAS II)



BAB I
PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, (UU RI no. 14 2005 : 8). Dunia pendidikan di negeri ini mengalami krisis tentang mutu pembelajaran yang rendah dan output dan outcome yang kualitasnya rendah, Sa'dun Akbar & Luluk Faridatuz Z (2009 : 2). Masalah tersebut merupakan sebagian masalah yang memicu dikembangkannya kurikulum dari behavioristik dan kognitivistik ke arah konstruktivistik. Agar siswa-siswa dapat belajar secara konstruktivistik maka pada KTSP mengarahkan praktik pembelajaran di kelas rendah dilakukan secara tematik dengan pemanfaatan situasi kehidupan real.
Krisis pembelajaran yang melanda dunia pendidikan saat ini membuat kekhawatiran tersendiri bagi perkembangan kualitas generasi penerus di negeri ini. Lemahnya tingkat berfikir siswa menjadi sebuah tantangan besar bagi para pendidik. Oleh karena itu guru dituntut untuk mampu merancang dan melaksanakan program pengalaman belajar dengan tepat agar siswa memperoleh pengetahuan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini berarti bahwa siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata.
Guru memegang peranan penting dalam kegiatan pembelajaran guna menentukan dan mengarahkan segala kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar tersebut diarahkan dan diupayakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah direncanakan, bukan sekedar formalitas saja akan tetapi harus diikuti dengan kemampuan pendidik itu sendiri sesuai tugas-tugasnya. Seorang guru yang berinteraksi dengan anak didik di sekolah tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan melainkan juga menanamkan sikap serta nilai-nilai moral dan keterampilan yang baik. Keberhasilan suatu proses belajar mengajar erat kaitannya dengan pola dan strategi pendidikan yang diterapkan oleh guru dalam mengorganisasikan dan mengelola kelas. Sehubungan dengan hal tersebut maka wawasan, pengetahuan serta keterampilan mengajar guru harus terus ditingkatkan. Melalui kolaborasi antara guru dengan dosen dalam melakukan penelitian dimungkinkan dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan serta keterampilan mengajar guru.
Kenyataan di lapangan menunjukkan pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru dan berorientasi pada materi dan disajikan tanpa konteks. Materi pembelajaran seolah-olah berdiri sendiri tidak berhubungan dengan konteks kehidupan siswa. Dengan demikian, materi pembelajaran dipelajari siswa bukan menjadi wahana untuk pencapaian kompetensi, namun lebih sebagai sesuatu yang dihafal, diingat sebanyak mungkin. Hal ini menjadikan pembelajaran tidak menarik bagi siswa dan siswa menjadi tidak mampu menerapkan ilmu yang dipelajarinya untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Selama ini proses pembelajaran tematik di Kelas II SDN X guru dalam mengajar belum menerapkan pembelajaran tematik ataupun membuat RPP tematik dan guru juga tidak menggunakan alat peraga untuk mengaktifkan siswa, guru hanya menjelaskan materi kepada siswa setelah itu memberikan tugas sebagai kegiatan akhir pembelajaran, sehingga keaktifan siswa selama proses pembelajaran kurang tampak. Selain hal di atas didapati strategi pembelajaran kurang bervariasi tidak melibatkan partisipasi aktif siswa. Dengan metode pembelajaran tersebut terlihat aktivitas pada saat proses belajar sedang berlangsung kurang dan rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan sehingga berdampak pada kualitas pembelajaran rendah. Kondisi seperti itu tidak akan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang diajarkan dan tidak akan meningkatkan hasil belajar. Akibatnya pencapaian nilai akhir siswa tidak seperti yang diharapkan. 
Dalam Permendiknas No.22 Tahun 2006 (2006 : 845) disebutkan bahwa pembelajaran pada kelas I sd. III dilaksanakan melalui pendekatan Tematik, sedangkan pada kelas IV sd. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. Oleh karena itu para guru khususnya di kelas rendah harus melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan tematik.
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain : 1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan 6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain (Puskur dalam Wahyuningsih, 2010 : 1).
Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya : 1). Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, 2). Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama; 3). pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; 4). kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa; 5). Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; 6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain; 7). Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan (Depdiknas, 2007 : 37).
Di sisi lain untuk mengatasi dan meningkatkan mutu pendidikan matematika yang selama ini sangat rendah. Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu pendidikan. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh guru dalam mempersiapkan siswa dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Khususnya pembelajaran matematika dapat ditunjukkan melalui kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran, mulai dari pemahaman terhadap landasan kurikulum, pengembangan silabus, penyusunan rencana, pelaksanaan pembelajaran dan LKS, sampai pada penyusunan adalah evaluasi pembelajaran yang berorientasi pada permasalahan tersebut. Dalam rangka mewujudkan kondisi ideal guru dan pembelajaran, maka melalui kegiatan pembinaan profesi guru diharapkan dapat mengatasi hal-hal tersebut. Salah satu upaya pembinaan profesi guru melalui pengkajian pembelajaran yang berfokus pada upaya pemberdayaan guru sesuai dengan kapasitas serta permasalahan yang dihadapi. Hal ini sesuai dengan proses-proses guru bekerja sama untuk merencanakan, mengajar, dan mengamati suatu pembelajaran yang dikembangkan secara kooperatif. Sementara itu, seorang guru mengimplementasikan pembelajaran dalam kelas, yang lain mengamati, dan mencatat pertanyaan dan pemahaman siswa. Penggunaan proses LS dengan program-program pengembangan yang profesional tersebut merupakan wahana untuk mengembalikan guru kepada budaya mengajar yang proporsional, Lewis & Tsuchida dalam Santyasa, I Wayan (2009 : 3).
Adapun pendapat menurut Mulyana, Slamet dalam Sudrajat, Akhmad (2010 : 1) memberikan rumusan tentang Lesson Study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Lewis, Caterine dalam Sudrajat, Akhmad (2010 : 3-4) mengemukakan bahwa Lesson Study sangat efektif bagi guru karena telah memberikan keuntungan dan kesempatan kepada para guru untuk dapat : (1) memikirkan secara lebih teliti lagi tentang tujuan, materi tertentu yang akan dibelajarkan kepada siswa, (2) memikirkan secara mendalam tentang tujuan-tujuan pembelajaran untuk kepentingan masa depan siswa, misalnya tentang arti penting sebuah persahabatan, pengembangan perspektif dan cara berfikir siswa, serta kegandrungan siswa terhadap ilmu pengetahuan, (3) mengkaji tentang hal-hal terbaik yang dapat digunakan dalam pembelajaran melalui belajar dari para guru lain (peserta atau partisipan Lesson Study), (4) belajar tentang isi atau materi pelajaran dari guru lain sehingga dapat menambah pengetahuan tentang apa yang harus diberikan kepada siswa, (5) mengembangkan keahlian dalam mengajar, baik pada saat merencanakan pembelajaran maupun selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran, (6) membangun kemampuan melalui pembelajaran kolegial, dalam arti para guru bisa saling belajar tentang apa-apa yang dirasakan masih kurang, baik tentang pengetahuan maupun keterampilannya dalam membelajarkan siswa, dan (7) mengembangkan "The Eyes to See Students" (kodomo wo miru me), dalam arti dengan dihadirkannya para pengamat (observer), pengamatan tentang perilaku belajar siswa bisa semakin detail dan jelas.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pembelajaran tematik melalui Lesson Study dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Diantaranya pada penelitian yang dilakukan oleh Suherneti, Nita memperoleh hasil bahwa Pelaksanaan tahapan Lesson Study menunjukkan peningkatan karena sudah memahami makna sebagai observer dan penyempurnaan kekurangan siklus ke 1 tahapan Lesson Study. Pelaksanaan Lesson Study berbasis KKG dapat menumbuhsuburkan kegiatan gugus sekolah, dan ditindaklanjuti untuk menjadi Lesson Study berbasis sekolah dan dapat melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, sehingga pada akhirnya setiap guru dapat melaksanakan Open Lesson. Selain itu penelitian yang juga dilakukan oleh Sudrajat, Akhmad memperoleh hasil bahwa Lesson Study merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru. Sedangkan penelitian yang lain oleh Akbar, Sa'dun & Z, Luluk Faridatuz mendapatkan hasil bahwa Penerapan pembelajaran tematik dengan tema lingkungan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, meningkatkan aktivitas belajar siswa, meningkatkan kreativitas siswa, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, meningkatkan kualitas interaksi dalam proses pembelajaran, dan meningkatkan pemahaman konsep tentang lingkungan di kelas 3 SDN X.
Berdasarkan permasalahan tersebut diketahui bahwa faktor utama penyebab rendahnya kualitas pembelajaran adalah guru kesulitan merancang strategi pembelajaran untuk mengaktifkan siswa. Untuk mengatasi permasalahan kesulitan belajar siswa dalam mempelajari materi guru harus memberikan pengajaran lebih mudah dan menggunakan metode yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga siswa dapat menerima, mengerti dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti merasa penting untuk melakukan Penelitian dengan judul “MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI LESSON STUDY PADA SISWA KELAS II SDN X”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu : 
1. Apakah pembelajaran tematik melalui Lesson Study dapat meningkatkan aktivitas guru SDN X ?
2. Apakah pembelajaran tematik melalui Lesson Study dapat meningkatkan aktivitas siswa SDN X ?
3. Apakah pembelajaran tematik melalui Lesson Study dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDN X ?

C. Pemecahan masalah
Untuk mengatasi masalah tersebut di atas, maka peneliti menerapkan Lesson Study dalam pembelajaran tematik.
Berkenaan dengan masalah tersebut menurut Mulyana, Slamet dalam Sudrajat, Akhmad (2010 : 4) mengemukakan tiga tahapan dalam Lesson Study, yaitu : (1) Perencanaan (Plan); (2) Pelaksanaan (Do) dan (3) Refleksi (See).
Dalam penelitian ini juga mempersiapkan instrument pengumpulan data. Seperti : lembar pengamatan, alat tes, catatan lapangan, dan dokumentasi.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan di capai dalam PTK ini adalah : 
1. Untuk meningkatkan aktivitas guru dalam pembelajaran tematik melalui Lesson Study pada SDN X.
2. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran tematik melalui Lesson Study pada SDN X.
3. Untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran tematik melalui Lesson Study pada siswa kelas II SDN X.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah sebagai berikut : 
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Sebagai umpan balik atau bahan masukan bagi guru agar dapat meningkatkan kreatifitas dan mengadakan perbaikan.
b. Bagi Siswa
Melalui penelitian ini siswa dapat meningkatkan hasil belajar.
c. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai masukan bagi sebuah instansi yang dipimpinnya untuk menyelenggarakan pembelajaran yang lebih baik.
2. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mendapatkan teori baru guna menunjang peningkatan kualitas pembelajaran tematik melalui Lesson Study pada siswa kelas II.

0 comments:

Post a Comment