Secara sistematis, penelitian ilmiah dilakukan menurut aturan metode ilmiah yang ada, antara lain diawali dengan adanya masalah.
Kedudukannya dalam alur prosedur penelitian sangatlah penting, bahkan lebih penting dari solusi atau jawaban yang akan diperoleh/dicari, karena masalah yang dipilih dapat menentukan perumusan masalah, tujuan, hipotesis, kajian pustaka yang akan digunakan bahkan juga untuk menentukan metodologi yang tepat untuk memecahkannya.
DEFINISI DAN SUMBER MASALAH
Masalah dalam penelitian pendidikan dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terkait dengan bidang pendidikan antara lain dari: 1) kepustakaan: laporan penelitian pendidikan sebelumnya, 2) forum pertemuan ilmiah: seminar kependidikan baik bersifat nasional maupun internasional, 3) sumber pengalaman praktek: pengalaman mengajar di kelas, pengamatan terhadap lingkungan sekitar. Namun demikian masalah yang bersumber dari tempat yang tepat belum tentu semuanya dapat digunakan sebagai masalah penelitian, maka perlu adanya identifikasi masalah oleh peneliti.
Proses pemilihan masalah atau identifikasi masalah harus terfokus pada bidang keahlian dari peneliti meskipun sama-sama berkelut dalam bidang pendidikan baik secara teori maupun praktek atau aplikasi dari keduamnya, sehingga bisa saja peneliti ahli di bidang profesi pendidikan, kurikulum dan pembelajarannya. Selain hal tersebut perlu juga diperhatikan motivasi dan tujuan dari peneliti dalam penelitiannya.
Sebelum kita lebih banyak membahas tentang identifikasi masalah, ada baikknya kita tahu dulu “ what is the research problem?” Masalah secara garis besar dapat diartikan sebagai berikut:
- Kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun peneliti, sehingga perlu ditemukan jawabannya.
- Pertanyaan tentang suatu problematik yang timbul dari kesenjangan antara kenyataan dengan teori/fakta empirik penelitian terdahulu, yang memungkinkan untuk diberikan satu atau lebih jawaban.
- Suatu rumusan kalimat interogatif mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih yang belum terjawab dengan teori atau penelitian yang ada.
Langkah berikutnya bila masalah telah ditemukan, maka perlu dibuat daftar pertanyaan (research question) yang bersumber dari fokus masalah yang telah dipilih, karena masalah yang ditemukan dapat dijadikan inisiasi pembuatan pertanyaan terhadap masalah yang akan diteliti. Karakteristik “research question” yang baik adalah sebagai berikut (1) feasible, (2) clear, (3) significant dan (4) ethical.
IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah merupakan upaya untuk mengelompokkan, mengurutkan sekaligus memetakkan masalah-masalah tersebut secarasistematis berdasarkan keahlian bidang peneliti. Bila daftar pertanyaan telah dibuat dan disusun sesuai urutan yang paling mendasar, maka perlu dipilih dan ditemukan (identifikasi) masalah yang laik untuk dilakukan penelitian dan dicari jawabannya. Laik tidaknya suatu masalah yang diteliti tergantung ketajaman dan kemandirian ( kepekaan, kesiapan dan ketekunan) peneliti yang bersangkutan. Identifikasi masalah perlu memperhatikan apakah masalah/ fokus yang dipilih cukup: (1) esensial/ menduduki urutan paling penting diantara masalah-masalah yang ada, (2) urgen/mendesak untuk dipecahkan, (3) bermanfaat bila dipecahkan.
Dalam dunia pendidikan masalah yang ditemukan/teridentifikasi dapat dikelompokkan menjadi 5, yaitu: preses pembelajaran, siswa, guru, hasil belajar (output) dan hasil belajar jangka panjang (outcome). Walaupun dari proses identikasi masalah telah berhasil ditemukan satu masalah, ternyata masih perlu mempertimbangkan beberapa hal untuk menjadikannya sebagai fokus penelitian. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah minat/motivasi/dorongan peneliti, kemampuan peneliti, lokasi penelitian, sumber data (populasi dan sampel), waktu, pendekatan/metode yang digunakan, buku sumber yang tersedia, etika dan birokrasi. Bila kesemua hal tersebut telah terpenuhi maka suatu fokus masalah dapat dijadikan sebagai masalah penelitian untuk dicari jawabannya.
PERUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH
Setelah ditemukan apa yang menjadi fokus masalah, lalu diadakan perumusan masalah. Perumusan masalah merupakan pemetaan variabel-variabel yang terkait dengan fokus masalah. Tidak semua variabel hasil identifikasi dari masalah melatarbelakangi atau terkait dengan fokus masalah, maka perlu diadakan pembatasan masalah.
Dalam merumuskan masalah penelitian ada 3 aspek yang perlu diperhatikan yaitu:
1) substansi/isi masalah: harus berbobot dan orisinil. Berbobot artinya mempunyai nilai kegunaan walaupun tidak ada kriteria yang jelas, tetapi setidak-tidaknya dapat didekati dengan melihat kemanfaatan atau kegunaannya pada tiga hal yaitu apakah terjawabnya permasalahan, penelitian akan mempunyai nilai kegunaan teoritik, metodologi dan aplikatif. Orisinil artinya belum terjawab oleh teori maupun penelitian yang pernah dilakukan. Bila penelitian itu merupakan penelitian ‘replikasi’ dari penelitian yang sama tetapi dilakukan di tempat lain orisinilitas tetap ada karena menyangkut daerah tempat dilakukannya penelitian yang berbeda.
2) formulasi rumusan masalah: ada 2 hal penting yang harus diperhatikan yaitu: pertama rumusan masalah hendaknya diajukan dalam bentuk kalimat pertanyaan yang mengandung setengah jawaban, diajukan dengan jelas, tajam dan akurat menyangkut inti masalah yang dikehendaki. Kedua rumusan yang dibuat mempermasalahkan hubungan antara dua variabel atau lebih.
3) teknis: dalam hal ini perlu diperhatiakan kelayakan penelitian artinya apakah permasalahan yang telah dirumuskan dapat dijawab secara empirik dengan penelitian yang akan dilakukan.
Perumusan masalah pendidikan merupakan hal yang sangat penting dibandingkan dengan solusinya, yang mungkin terjadi dalam suatu penelitian. Untuk merumuskan pertanyaan yang baru berbagai kemungkinan baru dapat dilakukan antara lain dengan mengkaji ulang masalah yang lama dengan kreatifitas dan imajinasi yang dapat menunjukkan kemajuan nyata dalam dunia pendidikan. Beberapa kesalahan dalam merumuskan masalah:
- Pengumpulan data tanpa rencana dan tujuan yang jelas.
- Data yang diambil tidak sesuai dengan kenyataan yang ada tetapi hanya mengambil dari data penelitian sebelumnya kemudian dicocokkan dangan penelitian yang akan dilakukan.
- Penjelasan hasil pengambilan data rancu sehingga kesimpulan yang diambil bersifat umum.
- Rancangan penelitian tanpa meninjau pustaka yang ada
- Menyamaratakan semua jenis penelitian, sehingga justru tidak memberikan kontribusi khusus dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
- Kegagalan dalam menyusun kerangka teoritis/konseptual secara sistematis sehingga menyimpang dari rencana semula, umpan balik dan evaluasi di bidangnya.
- Kegagalan membuat asumsi yang dapat dievaluasi dalam penelitian.
- Kegagalan dalam membuat pembatasan masalah, sehingga kurnag tepat dalam menentukan tujan yang akan dicapai.
- Kegagalan mengantisipasi hipotesis alternatif bila ada ketidaksesuaian antara penafsiran dengan kesimpulan yang akan dicpai dalam investigasi.
Masalah yang telah dibuat rumusannya dan memenuhi kriteria diatas ternyata tidak semua variabel yang ditentukan sesuai dengan fokus masalah, sehingga perlu pembatasan masalah dengan tujuan untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang sesuai dengan fokus masalah. Hal ini disebabkan oleh:
- Variabel sangat banyak
- Tidak semua variabel mempunyai hubungan dengan fokus masalah.
- variabel yang ada tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari fokus masalah.
- pertimbangan praktis, artinya praktis dalam penyusunan instrumen, waktu, biaya dan pengambilan data.
Kepustakaan
Fraenkel. Jack R. Wallen NE. (1993). How to design and evaluation research in education. Second edition. New York: McGraw Hill, Inc
Isac, Stephen dan william B. Michael. (1980). Handbook in research and education. San Diego: Edits publishers
Open Universitymalaysia. (2005). HBEF 4106 School based research. Kuala Lumpur: Unitem Sdn, Bhd
0 comments:
Post a Comment