Friday, July 8, 2011


A. Peristilahan dasar

Konsep  :

Konsep  adalah  istilah  dan  definisi  yang  digunakan  untuk  menggambarkan  gejala  secara  abstrak,  contohnya  seperti  kejadian,  keadaan,  kelompok.  Diharapkan  peneliti  mampu  memformulasikan  pemikirannya  kedalam  konsep  secara  jelas  dalam  kaitannya dengan  penyederhanaan  beberapa  masalah  yang  berkaitan  satu  dengan  yang  lainnya
Dalam  dunia  penelitian  dikenal  dua  pengertian  mengenai  konsep,  yaitu  Pertama  konsep  yang  jelas  hubungannya  dengan  realita  yang  diwakili,  contoh :  meja,  mobil dll nya  Kedua  konsep  yang  abstrak hubungannya  dengan  realitas  yang  diwakili,  contoh :  kecerdasan,  kekerabatan,  dll nya.

Konstruk  :
Konstruk  (construct)  adalah  suatu  konsep  yang  diciptakan  dan  digunakan  dengan  kesengajaan  dan  kesadaran  untuk  tujuan-tujuan  ilmiah  tertentu.

Proposisi  :
Proposisi  adalah  hubungan  yang  logis  antara  dua  konsep.  Contoh :  dalam  penilitian  mengenai  mobilitas  penduduk,  proposisinya  berbunyi :  “proses  migrasi  tenaga  kerja  ditentukan  oleh  upah“  (Harris  dan  Todaro).

Dalam  penelitian  sosial  dikenal  ada  dua  jenis  proposisi;  yang  pertama  aksioma  atau  postulat,  yang  kedua  teorema.  Aksioma  ialah  proposisi  yang  kebenarannya  sudah  tidak  lagi  dalam  penelitian;  sedang  teorema  ialah  proposisi  yag  dideduksikan  dari  aksioma.

Teori  :

Salah  satu  definisi  mengenai  teori  ialah  serangkaian  asumsi,  konsep,  konstruk,  definisi  dan  proposisi  untuk  menerangkan  suatu  fenomena  secara  sisitematis  dengan  cara  merumuskan  hubungan  antar  konsep  (Kerlinger,  FN)
Definisi  lain  mengatakan  bahwa  teori  merupakan  pengetahuan  ilmiah  yang  mencakup  penjelasan  mengenai  suatu  faktor  tertentu  dari  satu  disiplin  ilmu.  Teori  mempunyai  beberapa  karakteristik  sebagai  berikut;

a.    Harus  konsisten  dengan  teoriteori  sebelumnya  yang        memungkinkan  tidak  terjadinya  kontraksi  dalam  teori  keilmuan     secara  keseluruhan.
b.    Harus  cocok  dengan  faktafakta  empiris,  sebab  teori  yang   bagaimanapun  konsistennya  apabila  tidak  didukung  oleh    pengujian  empiris  tidak  dapat  diterima  kebenarannya  secara  ilmiah.
c.    Ada empat cara teori dibangun menurut Melvin Marx :

1)   Model Based Theory,
Berdasarkan teori pertama teori berkembang adanya jaringan konseptual yang kemudian diuji secara empiris. Validitas substansi terletak pada tahap-tahap awal dalam pengujian model, yaitu apakah model bekerja sesuai dengan kebutuhan peneliti.

2)   Teori deduktif,
Teori kedua mengatakan suatu teori dikembangkan melalui proses deduksi. Deduksi merupakan bentuk inferensi yang menurunkan sebuah kesimpulan yang didapatkan melalui penggunaan logika pikiran dengan disertai premis-premis sebagai bukti. Teori deduktif merupakan suatu teori yang menekankan pada struktur konseptual dan validitas substansialnya. Teori ini juga berfokus pada pembangunan konsep sebelum pengujian empiris.

3)   Teori induktif,
Teori ketiga menekankan pada pendekatan empiris untuk mendapatkan generalisasi. Penarikan kesimpulan didasarkan pada observasi realitas yang berulang-ulang dan mengembangkan pernyataan-pernyataan yang berfungsi untuk menerangkan serta menjelaskan keberadaan pernyataan-pernyataan tersebut.

4)   Teori fungsional
Teori keempat mengatakan suatu teori dikembangkan melalui interaksi yang berkelanjutan antara proses konseptualisasi dan pengujian empiris yang mengikutinya. Perbedaan utama dengan teori deduktif terletak pada proses terjadinya konseptualisasi pada awal pengembangan teori. Pada teori deduktif rancangan hubungan konspetualnya diformulasikan dan pengujian dilakukan pada tahap akhir pengembangan teori.

Logika  Ilmiah  :
            Gabungan  antara  logika  deduktif  dan  induktif  dimana  rasionalisme  dan  empirisme  bersama-sama  dalam  suatu  system  dengan  mekanisme  korektif.

Hipotesis  :
                 Hipotesis  adalah  jawaban  sementara  terhadap  permasalahan  yang  sedang  diteliti.  Hipotesis  merupakan  saran  penelitian  ilmiah  karena  hipotesis  adalah  instrumen  kerja  dari  suatu  teori  dan  bersifat  spesifik  yang  siap  diuji  secara  empiris.  Dalam  merumuskan  hipotesis  pernyataannya harus  merupakan  pencerminan  adanya  hubungan  antara  dua  variabel  atau  lebih.

            Hipotesis  yang  bersifat  relasional  ataupun  deskriptif  disebut  hipotesis  kerja  (Hk),  sedang  untuk  pengujian  statistik  dibutuhkan  hipotesis  pembanding  hipotesis  kerja  dan  biasanya  merupakan  formulasi  terbalik  dari  hipotesis  kerja.  Hipotesis  semacam  itu  disebut  hipotesis  nol  (Ho). 

Variabel  :

            Variabel  ialah  konstruk-konstruk  atau  sifat-sifat  yang  sedang  dipelajari.   Contoh :  jenis  kelamin,  kelas  sosial,  mobilitas  pekerjaan dll nya. Ada lima tipe variable yang dikenal dalam penelitian, yaitu: variable bebas (independent), variable tergantung (dependent), variable perantara (moderate), variable pengganggu (intervening) dan variable kontrol (control)

            Jika dipandang dari sisi  skala pengukurannya maka ada empat macam variabel:  nominal,  ordinal,  interval  dan  ratio.

Definisi  Operasional  :
            Yang  dimaksud  dengan  definisi  operasional  ialah  spesifikasi  kegiatan  peneliti  dalam  mengukur  atau  memanipulasi  suatu  variabel.  Definisi  operasional  memberi  batasan  atau  arti  suatu  variabel  dengan  merinci  hal  yang  harus  dikerjakan  oleh  peneliti  untuk  mengukur  variabel  tersebut.

B. Kerangka  Ilmiah

1)      Perumusan  masalah  :  pertanyaan  tentang  obyek  empiris     yang  jelas   batas-batasnya  serta  dapat  diidentifikasikan  faktor- faktor  yang  terkait  didalamnya.

2)      Penyusunan  kerangka  dalam  pengajuan  hipotesis:

a.        Menjelaskan  hubungan  anatara  factor  yang  terkait

b.        Disusun  secara  rasional

c.        Didasarkan  pada  premis-premis  ilmiah

d.        Memperhatikan  faktor-faktor  empiris  yang  cocok

3)      Pengujian  hipotesis  : mencari  fakta-fakta  yang  mendukung  hipotesis

4)      Penarikan  kesimpulan

C. Sarana  Berpikir  Ilmiah

Bahasa
Yang  dimaksud  bahasa  disini  ialah bahasa  ilmiah  yang  merupakan  sarana  komunikasi  ilmiah  yang  ditujukan  untuk  menyampaikan  informasi  yang  berupa  pengetahuan,  syarat-syarat :
  •  bebas  dari  unsur  emotif

  •  reproduktif

  •  obyektif

  • eksplisit


Matematika 
Matematika  adalah  pengetahuan  sebagai  sarana  berpikir  deduktif  sifat
  •  jelas,  spesifik  dan  informatif

  •  tidak  menimbulkan  konotasi  emosional

  •  kuantitatif


Statistika

statistika  ialah  pengetahuan  sebagai  sarana  berpikir  induktif  sifat  : 
  • dapat  digunakan  untuk  menguji  tingkat  ketelitian 

  •  untuk  menentukan  hubungan  kausalitas  antar  factor  terkait


D. Aksiologi (nilai Guna Ilmu)
 Aksiologi  ialah  menyangkut  masalah  nilai  kegunaan  ilmu.  Ilmu  tidak  bebas  nilai.  Artinya  pada tahap-tahap  tertentu  kadang  ilmu  harus  disesuaikan  dengan    nilai-nilai  budaya  dan  moral  suatu  masyarakat;  sehingga  nilai  kegunaan  ilmu  tersebut  dapat  dirasakan  oleh masyarakat  dalam  usahanya  meningkatkan  kesejahteraan  bersama,  bukan  sebaliknya  malahan  menimbulkan  bencana.

Contoh  kasus :  penelitian  di  Taiwan
Dampak   kemajuan  teknologi  moderen  telah  diteliti  dengan  model  penelitian  yang  terintegrasi,  khususnya  terhadap  masyarakat  dan  budaya.  Hasil  kemajuan  teknologi  di  Taiwan  telah  membawa  negara  itu  mengalami  “keajaiban  ekonomi”,  sekalipun  demikian  hasilnya  tidak  selalu  positif.  Kemajuan  tersebut  membawa  banyak  perubahan  kebiasaan,  tradisi  dan  budaya  di  Taiwan.  Berdasarkan  penelitian  tersebut  terdapat  lima  hal  yang  telah  berubah  selama  periode  perkembangan  teknologi  di  negara  tersebut  yaitu :

1.        Perubahan-perubahan  dalam  struktur  industri   berupa : meningkatnya  sektor  jasa  dan  peranan  teknologi  canggih  pada bidang  manufaktur.

2.        Perubahan-perubahan  dalam  struktur  pasar  berupa :  pasar

3.        menjadi  semakin  terbatas,  sedang  pengelolaan  bisnis  menjadi  semakin  beragam.

4.        Perubahanperubahan  dalam  struktur  kepegawaian  berupa :  tenaga  professional  yang  telah  terlatih  dalam  bidang  teknik menjadi  semakin  meningkat.

5.        Perubahanperubahan  struktur  masyarakat  berupa :  Meningkatnya  jumlah  penduduk  usia  tua  dan  konsep  “keluarga  besar”  dalam proses  diganti  dengan  konsep  “keluarga  kecil”.

6.        Perubahan-perubahan  dalam  nilai nilai  sosial  berupa :  penghargaan  yang  lebih  tinggi  terhadap  keuntungan  seca a  ekonomis  daripada  masalahmasalah  keadilan,  meningkatnya  kecenderungan  masyarakat  untuk  bersikap  individualistik.

E. Jenis penelitian ilmiah
Penelitian dapat digolongkan dalam dua, sesuai dengan ukuran kwalitasnya yaitu penelitian ilmiah dan penelitian tidak ilmiah atau yang dilakukan oleh orang awam. Penelitian tidak ilmiah mempunyai ciri-ciri dilakukan tidak sistematik, data yang dikumpulkan dan cara-cara pengumpulan data bersifat subyektif yang sarat dengan muatan-muatan emosi dan perasaan dari si peneliti.

Karena itu penelitian tidak ilmiah adalah penelitian yang coraknya subyektif. Sedangkan penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif untuk mengkaji suatu masalah dalam usaha untuk mencapai suatu pengertian mengenai prinsip-prinsipnya yang mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai masalah tersebut. Penelitian yang dilakukan, berpedoman pada berbagai informasi (yang terwujud sebagai teori-teori) yang telah dihasilkan dalam penelitian-penelitian terdahulu, dan tujuannya adalah untuk menambah atau menyempurnakan teori yang telah ada mengenai masalah yang menjadi sasaran kajian.
Berbeda dengan penelitian tidak ilmiah, penelitian ilmiah dilakukan dengan berlandaskan pada metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Dalam sains dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Sedangkan dalam ilmu-ilmu sosial dan budaya, yang terbanyak dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan pengamatan; eksperimen, generalisasi, dan verifikasi juga dilakukan dalam kegiatan-kegiatan penelitian oleh para ahli dalam bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan pengetahuan budaya untuk memperoleh hasil-hasil penelitian tertentu sesuai dengan tujuan penelitiannya. Metode ilmiah berlandaskan pada pemikiran bahwa pengetahuan itu terwujud melalui apa yang dialami oleh pancaindera, khususnya melalui pengamatan dan pendengaran. Sehingga jika suatu pernyataan mengenai gejala-gejala itu harus diterima sebagai kebenaran, maka gejala-gejala itu harus dapat di verifikasi secara empirik. Jadi, setiap hukum atau rumus atau teori ilmiah haruslah dibuat berdasarkan atas adanya bukti-bukti empirik.

Perbedaan Berdasarkan Keilmiahan :
1. Penelitian Ilmiah
Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar/tinggi-rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:
1. Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti:
2. Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain;
Penelitian non ilmiah (Tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah)
a). Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu) garapannya : Bisnis (Akunting, Keuangan, Manajemen, Pemasaran), Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan/PR, Periklanan), Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional), Pertanian (agribisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama Tanaman), Teknik, Ekonomi (Mikro, Makro, Pembangunan), dll.
b). Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) : variabel adalah hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan variasi baik kuantitatif maupun kualitatif. Variabel : masa lalu, sekarang, akan datang. Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan / menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif (to describe= membeberkan/menggambarkan). Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang adalah penelitian eksperimen.

Sifat atau ciri dari penelitian:
(1) pasif, hanya ingin memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan,
(2) aktif, ingin memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesa.
Posisi penelitian sendiri pada umumnya adalah menghubungkan:
(1) Keinginan manusia, (2) permasalahan yang timbul, (3) ilmu pengetahuan, dan (4) metode ilmiah.

Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah:
1. Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;
2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;
3. Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas
4. Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;
5. Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional;
6. Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;
7. Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat;
8. Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.

Penelitian yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada lima karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :

1. Sistematik, Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.

2. Logis Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.

3. Empirik artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain)
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
4. Obyektif, artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.
5. Replikatif, artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.



























0 comments:

Post a Comment