Sunday, July 8, 2012


Ilustrasi (sumber: xingnan2i.wordpress.com)
Ilustrasi (sumber: xingnan2i.wordpress.com)
Tulisan ini sambungan dari Kreatif dan Kritis: Tentang Proses Menulis
Lalu bagaimana cara mengajak kerjasama tugas kreatif dan kritis dalam menulis? Diperlukan terlebih dahulu definisi menulis dari Philip Vassallo (penulis buku How To Write Fast Under). Menurutnya, menulis setidaknya harus melewati tiga langkah dasar. Yaitu merencanakan, menyusun dan mengontrol. Merencanakan adalah mengumpulkan segala ide menulis dengan spontanitas atau brainstorming lalu mengorganisasi segala ide tersebut. Menyusun adalah menulis salinan kasar atau disebut draft dari segala ide yang sudah diorganisasi. Sedangkan mengkontrol adalah mengendalikan kualitas draft dengan cara mengedit, merevisi serta mengkoreksinya dari berbagai kesalahan (proofreading).
Merencanakan
Ketika merencanakan, pikiran kreatif bertugas mengumpulkan segala ide menulis dengan spontanitas atau brainstorming. Sedangkan pikiran kritis bertugas mengorganisasi segala ide yang telah terkumpul. Ingat, kata kunci dari brainstorming adalah spontanitas yang berarti mengandaikan menulis daftar ide dengan cepat secepat ide-ide penulis berloncatan dari otak. Lebih jauh ketika tugas brainstorming sedang penulis jalani jangan menghentikannya dengan pikiran kritis. Dampaknya kalau berhenti di tengah proses brainstorming, ide-ide yang masih mengawang di pikiran kreatif akan terlupa.
Contoh, mari mengumpulkan ide menulis dengan tema “menulis.” Alat pengumpulnya dengan rumus 5 W + 1 H (What, When, Why, Who, Where + How).
1. Apa itu menulis?
2. Kapan waktu yang tepat untuk dapat fokus menulis?
3. Mengapa menulis perlu fokus?
4. Siapa contoh penulis kompasiana yang tulisannya fokus?
5. Dimana dapat kita temukan penulis yang tulisannya fokus?
6. Bagaiamana cara menulis agar tulisan kita fokus?
Perhatikan daftar tersebut, ya benar temanya “menulis” namun terlihat masih acak: Apa yang mau ditulis? Tentang fokus menulis, proses menulis atau tentang apa? Yang perlu diperhatikan, tugas brainstorming harus diselesaikan terlebih dahulu. Nah disinilah tugas pikiran kritis untuk mengorganisirnya.
Dalam mengorganisasi segala ide, diperlukan suatu alat penyusun. Alat penyusunnya dinamakan sudut pandang penulis (dapat disebut angle, slant atau pun sub-tema). Mari menyusun enam daftar ide di atas dengan sudut pandang: Penulis Personal Brand.*
1. Siapa contoh penulis kompasiana yang tulisannya fokus?
2. Dimana dapat kita temukan penulis yang tulisannya fokus?
3. Mengapa menulis perlu fokus atau mengapa penulis perlu personal branding?
4. Apa itu menulis fokus atau personal branding?
5. Kapan waktu yang tepat untuk dapat menulis personal branding?
6. Bagaimana cara menulis agar tulisan kita disebut personal branding?
Perhatikan daftar di atas, nomer 1 dimulai dari “siapa” karena penyusunannya (selain mengunakan: Sudut pandang), juga didasarkan pada: Awal alinea yang langsung menarik pembaca. Nah salah-satu tips untuk menarik pembaca di awal alinea adalah menggunakan ilustrasi contoh yang mempertanyakan “siapa.” Akan tetapi dalam hal pengorganisasian ini, penulis terserah harus memulai dari mana: Apa dari ketertarikan pembaca atau dari hal yang lain. Segitu dulu sharing saya untuk diri saya pribadi yang sedang buntu menulis.
*Catatan: istilah angle biasanya digunakan oleh para wartawan, istilan slant biasanya digunakan oleh para penulis opini atau esai, dan istilah sub-tema biasanya digunakan dalam perlombaan menulis.

0 comments:

Post a Comment