BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Generasi muda merupakan salah satu elemen utama penerus dan regenerasi bangsa. Masa muda adalah proses peralihan masa kanak-kanak menuju masa dewasa, atau dikenal juga dengan masa-masa SMP dan SMA.
Masa ini merupakan masa yang paling menentukan perkembangan manusia di bidang emosional, moral, spiritual, dan fisik. Masa-masa ini dipenuhi dengan perkembangan dan perubahan, masa goncang dan penuh dengan pemberontakan. Tak jarang pada masa ini banyak ditemui kaum muda kehilangan pegangan dalam usaha menemukan dirinya. seseorang yang tengah memasuki tahap remaja memiliki karakteristik mental yang tengah labil. Dapat dikatakan seseorang tersebut sedang memasuki tahap yang dinamakan transisi.
Siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun yang berada pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), adalah usia dimana seorang individu yang berada dalam masa atau tahap peralihan. Dalam usia SMP dan SMA pula kaum muda membutuhkan pendampingan yang intensif dari orang lain yang lebih dewasa dalam usaha menemukan jati dirinya dalam arti mengetahui kebutuhan-kebutuhan pribadi serta tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya. Maka pengembangan bakat dan minat remaja sangat penting. Dan dalam mengembangkan kompetensinya remaja tetap membutuhkan bimbingan dari orang tua dan lingkungan rumah maupun sekolah.
Karena dalam masa ini pula individu mulai berinteraksi dengan individu lainnya, baik dengan yang sejenis maupun dengan lawan jenisnya. Lebih-lebih seorang pribadi individu yang tinggal didaerah perkotaan. Mereka begitu dekat dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu mereka membutuhkan perhatian dan pendampingan yang baik dan serius.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah bakat dan kreativitas itu?
2. Apa sajakah yang dilakukan untuk mengembangkan bakat dan kreativitas anak usia SMP dan SMA/remaja?
3. Siapa sajakah yang berperan dalam pengawasan pengembangan kreativitas tersebut?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan pengertian kreativitas.
2. Untuk menjelaskan tentang pengembangan bakat dan kreativitas anak usia SMP dan SMA/remaja.
3. Untuk menjelaskan peranan dan hubungan remaja dengan sekitarnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kreativitas
Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubahnya dan mengujinya lagi sampai pada akhirnya menyampaikan hasilnya. Dengan adanya kreativitas yang diimplementasikan dalam sistem pembelajaran, peserta didik nantinya diharapkan dapat menemukan ide-ide yang berbeda dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga ide-ide kaya yang progresif dan divergen pada nantinya dapat bersaing dalam kompetisi global yang selalu berubah.
Kreatifitas membutuhkan adanya dorongan dari dalam individu (motivasi intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik).
1. Motivasi untuk Kreativitas
Dorongan ada pada setiap individu dan bersifat universal ada dalam diri individu itu sendiri namun membutuhkan kondisi yang tepat untuk diekspresikan.
2. Kondisi Eksternal yang Mendorong Perilaku Kreatif
Menurut Rogers, “penciptaan kondisi keamanan psikologis dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif”.
B. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Remaja
Dalam mengembangkan kreativitas ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Antara lain:
1. Menghargai eksistensi remaja
2. Eksistensi siswa dalam kehidupannya
3. Pada pembelajaran tingkat SMP dan SMA siswa lebih membutuhkan pembelajaran pendidikan Akademik tetapi tidak meninggalkan pada pendidikan karakter itu sendiri. Dalam hal ini guru dapat mengajarkan kepada siswa pembelajaran komprehensif yaitu mengenai pengembangan keterampilan hidup. Ada beberapa keterampilan yang diperlukan supaya peserta didik dapat mengamalkan nilai-nilai yang dianut sehingga berprilaku konstruktif dan bermoral dalam masyarakat, keterampilan, tersebut antara lain berpikir kritis, berkomunikasi secara jelas, menyimak, bertindak asertif, dan menemukan resolusi konflik dapat disebutkan secara ringkas sebagai keterampilan akademik dan keterampilan sosial.
Amabile mengemukakan bahwa, “Keberhasilan dalam perwujudan kreativitas ditentukan oleh tiga faktor yang saling terkait, dan titik pertemuan antara ketiga faktor inilah yang menentukan keunggulan kreatif, yaitu keterampilan dalam bidang tertentu, keterampilan berpikir, dan bekerja kreatif, dan motivasi intrinsic”.
Penelitian Dacey (1989) membandingkan karakteristik keluarga yang anak remajanya sangat kreatif, dengan keluarga yang anak remajanya biasa saja. Hasil penelitian ini menunjukan peran besar dari lingkungan keluarga; dalam keluarga dengan remaja kreatif, tidak banyak aturan diberlakukan dalam keluarga dibandingkan keluarga yang biasa. Banyak diantara remaja yang kreatif pernah mengalami masa kritis atau trauma dalam hidup mereka.
Orang tua mengukur tanda-tanda kreativitas anak sudah pada usia dini, dan mereka mendorong dan member banyak kesempatan untuk mengembangkan bakat anak. Banyak dari orangtua keluarga kreatif mempunyai hobi yang dikembangkan disamping karier mereka. Orangtua dan anak dari keluarga kreatif sama-sama berpendapat bahwa pernah sekolah tidak penting dalam pengembangan kreativitas anak. Tetapi remaja kreatif cenderung untuk bekerja lebih keras daripada teman sekolah mereka. Agaknya dominasi dari belahan otak kanan (yang diasumsikan dengan fungsi kreatif) lebih kuat pada kelompok remaja yang kreatif.
Pada dasarnya penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu: penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Untuk lebih jelasnya kedua aspek tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1. Penyesuaian Pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya sendiri. Keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggungjawab, dongkol, kecewa, atau tidak percaya pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak puas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya.
2. Penyesuaian Sosial
Setiap individu di dalam masyarakat. Di dalam masyarakat tersebut terdapat proses saling mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut timbul sebuah proses kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan , hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari. Dalam bidang ilmu psikologi sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial.
Dalam pengembangan bakat dan kreativitas haruslah bertolak dari karakteristik bakat dan juga kreativitas yang perlu di optimalkan pada peserta didik yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Motivasi internal ditumbuhkan dengan memperhatikan bakat dan kreativitas individu serta menciptakan iklim yang menjamin kebebasan psikologis untuk kreatif peserta didik di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, F. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak dan Remaja. http://garudapendidikan.blogspot.com/2010/01/pengembangan-kreativitas-anak-dan.html
Sumber : 4shared (Rian Purnama)
0 comments:
Post a Comment