Awal.
Kuterima kamu sebagai seorang putri
Kuraih dan kupegang erat
Dalam sebuah perhelaan
dalam sebuah persimpangan, tak pasti
Tak ada lagi asal kelabu,
Aku tidak mau tahu.
Biarkan semua itu hilang berlalu
Dan jadi cerita lalu
Yang ada sekarang hanya kamu
Kamu dengan sejuta cerita sedihmu
Kamu dengan semua sedu sedanmu
Dan kamu dengan semua puzzle hidupmu
Aku tahu
dan Tak lagi ragu
Kembali kukatakan yang lalu
Biarlah jadi cerita lalu
Tapi tetap.
Debu kembali menjadi debu
Dari tanah kembali ke tanah
Tiada ada lagi asmara
Ataupun cinta buta
Tiada ada lagi mesra
atau senyum menggoda
Bagiku kamu ternyata tetap kamu
Yang tak berubah dengan semua kehidupan lalumu
Yang gilang gemilang bak mutiara
Yang berkilau bak intan di samudra raya
Tapi ternyata kelam seperti laut hitam
Dan gelap seperti dunia orang mati
Semua panglima, dan penatua
Semua benteng dan barikade
Musnah,kuhancurkan
Dan remuk tak berbekas, kululuhlantakan
tak bersisa
Hingga semua terbuka dari yang tertutup
Dan semua bahagia, dari yang sedih nestapa
Apalagi yang perlu kuperbuat
Kalau hanya muka berhadap muka
Dan nyawa bertarung jiwa
Tak ada sangsi dan tak ada lagi ragu
Tak mundur demi setapakpun
Jika aku memang mau, aku tahu.
Dan tiada yang bisa menghalangiku
Tapi kau memang bukan untukku
Yang kembali lagi, tak jemu,
Dalam hidup lalumu
Yang kembali lagi, tak jemu,
Membuatku malu
Mungkin jika jalan masih panjang
Harapan , kesempatan dan juga waktu
Aku ingin semua menjadi baru
Karena kau membutakan mataku
Dan menghancurkan duniaku
Pergilah dari hidupku
Dan biarkan aku
Yang tak tahu
Dan tak pilu
untuk bisa menghapusmu
Dari relung hati dan jiwaku..
Dulu itu kaku,
Dulu itu mustahil
Tapi sekarang mudah,
Seperti membalik telapak tanganku
Karena bagiku, kamu bukan cerita lalu
Tapi kamu cerita yang tak pernah ada
Hiduplah dalam duniamu, dan aku dalam duniaku
Hiduplah dengan maumu, dan aku dengan mauku
Hiduplah kamu dengan kemunafikanmu, dan aku dengan kejujuranku
Kuterima kamu sebagai seorang putri
Kuraih dan kupegang erat
Dalam sebuah perhelaan
dalam sebuah persimpangan, tak pasti
Tak ada lagi asal kelabu,
Aku tidak mau tahu.
Biarkan semua itu hilang berlalu
Dan jadi cerita lalu
Yang ada sekarang hanya kamu
Kamu dengan sejuta cerita sedihmu
Kamu dengan semua sedu sedanmu
Dan kamu dengan semua puzzle hidupmu
Aku tahu
dan Tak lagi ragu
Kembali kukatakan yang lalu
Biarlah jadi cerita lalu
Tapi tetap.
Debu kembali menjadi debu
Dari tanah kembali ke tanah
Tiada ada lagi asmara
Ataupun cinta buta
Tiada ada lagi mesra
atau senyum menggoda
Bagiku kamu ternyata tetap kamu
Yang tak berubah dengan semua kehidupan lalumu
Yang gilang gemilang bak mutiara
Yang berkilau bak intan di samudra raya
Tapi ternyata kelam seperti laut hitam
Dan gelap seperti dunia orang mati
Semua panglima, dan penatua
Semua benteng dan barikade
Musnah,kuhancurkan
Dan remuk tak berbekas, kululuhlantakan
tak bersisa
Hingga semua terbuka dari yang tertutup
Dan semua bahagia, dari yang sedih nestapa
Apalagi yang perlu kuperbuat
Kalau hanya muka berhadap muka
Dan nyawa bertarung jiwa
Tak ada sangsi dan tak ada lagi ragu
Tak mundur demi setapakpun
Jika aku memang mau, aku tahu.
Dan tiada yang bisa menghalangiku
Tapi kau memang bukan untukku
Yang kembali lagi, tak jemu,
Dalam hidup lalumu
Yang kembali lagi, tak jemu,
Membuatku malu
Mungkin jika jalan masih panjang
Harapan , kesempatan dan juga waktu
Aku ingin semua menjadi baru
Karena kau membutakan mataku
Dan menghancurkan duniaku
Pergilah dari hidupku
Dan biarkan aku
Yang tak tahu
Dan tak pilu
untuk bisa menghapusmu
Dari relung hati dan jiwaku..
Dulu itu kaku,
Dulu itu mustahil
Tapi sekarang mudah,
Seperti membalik telapak tanganku
Karena bagiku, kamu bukan cerita lalu
Tapi kamu cerita yang tak pernah ada
Hiduplah dalam duniamu, dan aku dalam duniaku
Hiduplah dengan maumu, dan aku dengan mauku
Hiduplah kamu dengan kemunafikanmu, dan aku dengan kejujuranku
Karena ternyata, kamu memang bukan untukku,
Dan ratusan hari yang kulalui bersamamu
Tak bisa merubahmu
Sia sia….
semua sia sia…dan tak berguna
Karena kamu memang bukan untukku
Akhir….
Dan kulepas kamu, tetap sebagai seorang putri.
by smile
ApriL,04th -2010
Biarlah Dari debu kembali menjadi debu
Dan tanah kembali menjadi tanah
0 comments:
Post a Comment