Merenda hari,
Dengan jari jemari yang sudah kaku
Melewatinya,
Dalam seribu satu bahasa kalbu
Dalam belaian seputih salju
Dalam rindu, aku mengenangmu
Ketika guruh meronta berlapiskan kilatan
Kau memelukku, dalam ketidak berdayaanmu
Melangkah, walau sering terantuk batu, untukku
Meneteskan,kesedihan dalam butir air mata, juga utukku
Mengitari jagat,
Melanglang buana,
Mencari keteduhan dari terik sang surya yang marah
Untuk melindungiku
Menutupi guyuran bulir-bulir tercurah agar kering tubuhku
Gemeretak gigilan beku,mendekap erat aku
Ketika ada dua bulir dalam piring periuk
Kau berikan tak bersisa, untukku
Kasih setiamu
Sepanjang jalan dalam liku kehidupan
Tak terukur dengan hanya sepanjang tangga dariku
Kelembutan dalam balutan kulit keriput,tua renta
Sepancar senyuman penuh kasih indah terukir slalu
Sampai pada akhir menjelang waktu
Kau berpulang dan pergi jauh
Tinggalkan aku dalam erangan membahana bumi
Tak lagi ada dekapan erat penuh haru
Tak ada lagi tatapan putih sebersih mega di cakrawala
Untukku
Dalam memori kenangan syahdu
Yang terukir manis dalam hati sanubariku, anakmu
Yang membekas kelam bagai mangsi tumpah
Dalam secarik kain bersih berselimutkan sutra,
Aku tahu, senyummu dari tempat nun jauh tinggi disana
Menghias langit dalam raga debu jatuh ke bumi
Aku tahu dekapan tetap erat, meyelimuti siang dan malam
Dalam kehidupan ku
Untuk mu ibu,
Wanita terindah dalam hidupku
Sumber inspirasiku
Prasasti bukti cinta terbesar dalam hidupku
Untukmu ibu,
Wanita terkuat dalam lika liku jalan kehidupan
Yang tak pernah gentar menghadapi mentari bersinar
Berdiri tak bergeming dalam kelembutan cinta
Bersabar dalam panjangnya jembatan penuh aral dan batu
Untukmu ibu,
Malaikat dalam paras manusia tak berdaya
Pelindung dalam kerapuhan kodrati
Tapi sekali lagi
Lebih perkasa dari panglima dalam medan laga
Lebih kuat dari pohon beringin yang kekar menancap bumi
Untukmu ibu,
Yang terkasih dan tak akan pernah tergantikan
Oleh apapun
Dalam kehidupan ku.
Terimakasih ibu….
Aku mencintaimu,
Dalam kerinduan tak berujung labuh.
When her house was falling, she used her body to make a cover to protect her son.
The medical doctor came quickly to exam the little boy. After he opened the blanket, he saw a cell phone inside the blanket. There was a text message on the screen. It said,” If you can survive, you must remember that I love you.” This cell phone was passing around from one hand to another. Every body that read the message wept. ” If you can survive, you must remember that I love you.” Such is the mother’s love for her child!!
The medical doctor came quickly to exam the little boy. After he opened the blanket, he saw a cell phone inside the blanket. There was a text message on the screen. It said,” If you can survive, you must remember that I love you.” This cell phone was passing around from one hand to another. Every body that read the message wept. ” If you can survive, you must remember that I love you.” Such is the mother’s love for her child!!
Keterangan gambar :Seorang ibu yang mati mendekap anaknya ketika sebuah bencana alam terjadi menimpa mereka
UNTUK SEMUA IBU DI DUNIA
SELAMAT HARI IBU.
22 DESEMBER 2011
by :
0 comments:
Post a Comment