Monday, June 27, 2011

Aku Mulai Hari ini

Hidup itu tak bisa sendiri
Tentu butuh teman dan kadang disusupi lawan
Hidup itu tak bisa nyaman, kalau tak punya teman, tapi punya lawan

Maunya hidup damai,
Tapi susah cari ketenangan
Banyak sisi negatif yang menawarkan
Banyak sisi kelam yang menghitamkan
Kalau dimengerti, kadang tak mengerti
Kalau dipungkiri, kadang tak bisa dihindari

Ibarat bayangan dan cermin diri
Tak diharapkan tapi selalu menemani
Berbuat baik susah karena banyak yang tak baik
Berbuat sabar susah karena banyak yang mencobai kesabaran

Mementahkan pengharapan
Dan memuntahkan caci maki
Memporakporandakan keteguhan
Membakar emosi

Dan akhirnya meledakkan sejuta kejahatan
Dalam selimut kemunafikan
Dan berlapis kenistaan

Hidup benar diantara yang tak benar
Hidup baik diantara yang tak baik
Hidup damai diantara hingar bingar kekisruhan

Kemana harus kubawa semua keadaan
Kalau hati galau
Jiwa resah
Dan pengharapan putus bagaikan layang layang

Aku mencari jarum ditumpukan jerami
Aku mencari kebenaran diantara keburukan
Aku mencari ketulusan diantara kepalsuan dan kelicikan
Aku mencari kebaikan diantara semua dosa dan kedurjanaan

Aku mencari yang tak pernah kutemui
Karena satu datang dan seribu pergi
Yang satu bertobat dan yang seribu kumat

Bisakah menjadi domba diantara kerumunan serigala buas
Bisakah menjadi tulus seperti merpati diantara lilitan ular beludak

Aku sangsi
Dan aku merasa tak pasti

Jalan dalam likuan setapak semak berduri
Berlari dalam ribuan bara yang menghanguskan kaki
Meratap dalam kertakan siksa langlangbuana

Bayangkan
Jika polisi sudah berkorupsi
Jika hakim sudah manipulasi
Jika jaksa sudah tawar menawar harga pasti
Jika wakil rakyat sudah terbuai dalam singgasana resmi
Tanpa perbuatan hanya teori
Jika membunuh tak lagi ngeri
Jika mencuri tak lagi sembunyi

Lebih baik hidup sendiri
Dalam dunia tak berpenghuni
Apa daya, semua tak akan terjadi
Karena hidup kita bukan sendiri
Tak bisa berlari
Dari lingkaran setan duniawi
Yang bukan lagi menyesatkan hati
Menyunat harga diri
Dan memaklumkan dosa sebagai sebuah senjata sakti

Kembali aku berpikir dalam lekung merenda hari
Jika baik, bukankah karena dulu jahat
Jika benar, bukankah karena dulu salah
Jika berani, bukankah karena dulu takut
Jika tak tau malu, bukankah karena dulu malu malu
Jika terkenal bukankah dulu hanya orang yang tak terpandang
Dan mungkin nyaris tak terlihat
Jika tobat bukankah dulu kala selalu kumat

Kalau tak sekarang, kapan lagi?
Menunggu ajal menjemput, apakah berarti?
Semua tentu sudah tak ada makna,
Karena yang terbuka itu akan tertutup
Dan yang membara itu seketika akan padam

Aku, mau memulai
Walau tanpa kawan, banyak lawan
Tapi aku merasa pasti
Untuk menjadi sebuah sejarah penuh arti
Ketika hayat ini masih dikandung badan

Aku, akan mulai saat ini.
Sampai tanda titik dari tulisan ini.


By smile





0 comments:

Post a Comment